#Post Title #Post Title #Post Title
Kamis, 15 Desember 2011

Madiun Kota Pendekar

logo SH Terate dan SH Winongo

Silat Anak Di Padepokan SH Terate

gelanggang putra SH Terate
perlombaan di Balai Kota Madiun
Hal-hal yang menarik lainya dari Kota Madiun adalah dunia persilatan.Banyak beladiri-beladiri didalamnya seperti Pagar Nusa,SH Winongo,Persaudaraan Setia Hati Terate dan masih banyak lagi.Tak heran setiap tahunnya diadakan perlomdaan Seni Pencak Silat yang diadakan di balai kota Madiun.Dalam pengambilan dewan juri tidak asal-asalan melainkan pesilat terbaik dan sudah mahir di bidangnya masing-nasing.Akan tetapi dibalik itu semua banyak pula perselisihan diantara Persaudaraan Setia Hati Terate,Persaudaraan Setia Hati Winongo dan Kera Sakti.Sejak dahulu hingga sekarang ketiga persaudaraan tersebut selalu bermusuhan dan sulit untuk dipersatukan.Pertikaian tersebut selalu ada apabila salah satu dari persaudaraan tersebut mengadakan acara dan lebih parahnya lagi pada saat malam-malam Suro.Karena disaat itu Persaudaraan Setia Hati Terate mengadakan pengesahan muridnya/calon warga PSHT di padepokannya daerah Madiun selatan.Dan untuk menanggukangi kejadian itu mulai pagi hingga pagi lagi disaat malam suro mereka selalu kontroling mengelilingi Kota Madiun,ada pula yang berjaga di jalan-jalan yang dianggap rawan pertikaian.Dari sisi positifnya para pendekar pencak silat dari kawasan Madiun sering pula mengadakan Bakti Sosial untuk Kota Madiun serta Peduli Kasih kepada kaum yang kurang beruntung."Dengan begitu rasa saling berbagi begitu kental dan mereka tidak beranggapan membedakan status atau sebagainya,karena semua itu sama dan yang membedakan adalah amal ibadah saja".tegas paryono slaku penggala acara tersebut.
[ Read More ]

Kota Madiun juga sebagai Kota Pendidikan

 Bukan hanya kota industri saja Madiun juga termasuk Kota Pendidikan,dan berikut sekolah-sekolah yang ada di Kota Pecel ini...
SMA 1 Madiun

SMA 2 Madiun

SMA 3 Madiun

SMU (Sekolah Menengah Atas):

-SMA Negeri 1 Madiun
-SMA Negeri 2 Madiun
-SMA Negeri 3 Madiun
-SMA Negeri 4 Madiun
-SMA Negeri 5 Madiun
-SMA Negeri 6 Madiun

-SMA Muhammadiyah 1 Madiun
-SMA Muhammadiyah 2 Madiun
-SMA Bonaventura 1 Madiun
-SMA Bonaventura 2 Madiun
-SMA Bonaventura 3 Madiun
-SMA Kristen Santo Yusuf
-SMA Islam Hizbul Islamic Center


SMK (Sekolah Menengah Kejuruan):

-SMK Negeri 1 Madiun
-SMK Negeri 2 Madiun
-SMK Negeri 3 Madiun
-SMK Negeri 4 Madiun
-SMK Negeri 5 Madiun

-SMK Bina Farma
-SMK Bonaventura Madiun
-SMK Vic-Toriqot Madiun
-SMK Sore Madiun
-SMK Siang Madiun
-SMK Iswahyudi Madiun
-SMK Gamaliel 1 Madiun
-SMK Gamaliel 2 Madiun
-SMK PGRI 1 Madiun ( STM SIANG )
-SMK YP 17-1 Madiun
-SMK YP 17-2 Madiun
-SMK Kusuma Terate
-SMK Taman Siswa 1
-SMK Taman Siswa 2


SMP (Sekolah Menengah Pertama):

-SMP Negeri 1 Madiun
-SMP Negeri 2 Madiun
-SMP Negeri 3 Madiun
-SMP Negeri 4 Madiun
-SMP Negeri 5 Madiun
-SMP Negeri 6 Madiun
-SMP Negeri 7 Madiun
-SMP Negeri 8 Madiun
-SMP Negeri 9 Madiun
-SMP Negeri 10 Madiun
-SMP Negeri 11 Madiun
-SMP Negeri 12 Madiun
-SMP Negeri 13 Madiun
-SMP Negeri 14 Madiun

-SMP Muhammadiyah 1 Madiun
-SMP Santo Yusuf Madiun
-SMP Santo Bernadus Madiun
-SMP Bina Jaya Sari Madiun
-SMP School Madiun Putera Madiun
[ Read More ]
Sabtu, 03 Desember 2011

Arti Kota Gadis

president plaza




carrefour

giant

matahari

sri ratu
Banyak orang yang heran dengan nama kota madiun, Kota Gadis. Sebenarnya madiun kota gadis bukan berarti madiun banyak gadis perawan bugil , atau banyak gadis-gadis cantik,  atau banyak gadis SMA seksi. Arti dari madiun kota gadis adalah madiun kota perdagangan dan industri. Dulunya sebelum memakai nama madiun kota gadis, madiun memakai nama madiun bangkit yang artinya adalah bersih, aman, indah dan tertib. Pemerintah kota madiun memberi nama madiun kota gadis dikarenakan pemerintah kota madiun akan mengembangkan kota madiun dalam sektor industri dan perdagangan. Industri dan perdagangan yang sudah ada di kota madiun adalah PT. INKA atau industri kereta api indonesia, 5 Pabrik gula yang tersebar di kota madiun ataupun kabupatennya, di bidang perdagangan pemerintah kota madiun terdapat 5 pasar swalayan yaitu Sri Ratu, Matahari, Presiden Plaza, Giant dan Carrefour. Belom lagi pasar-pasar tradisional seperti pasar besar madiun, pasar sleko dan lain sebagainya. Nah maka dari itu, jangan salah mengartikan arti dari Madiun Kota Gadis.
[ Read More ]

Alun-alun Madiun Ajang Mejeng Para Remaja

Setiap kota di berbagai penjuru Pulau Jawa memiliki alun-alun yang dibanggakan.Karena disana biasanya dihelat konser malam tahun baru,malam takbiran atau acara-acara lainnya untuk memeriahkan suaty event tertentu.Alun-alun Madiun yang tepatnya di pusat kota ini biasanya dibuat untuk para Komu remaja yang mejeng atau nongkrong.Kebanyakan dari mereka adalah siswa-siswi dari SMA dan SMP di Madiun.Mayoritas yang sangat dominan adalah dari kalangan pelajar SMA.Biasanya mereka nongkrong pada jam-jam setelah pulang sekolah ataupun dimalam hari.Penempatan alun-alun yang strategis pula membuat para remaja itu betah ngobrol-ngobrol dengan temannya.Dibagian utara terdapat bangunan yang luas yaitu balai kota Madiun serta dibagian timur terdapat mall atau pusat Mobile Phone Sale yaitu President Plazza.Tak lupa di bagian barat ada deretan distro dan masjid agung Jami' Madiun.Pohon-pohon kurma dan bola lampu yang mengelilingi alun-alun disaat malam hari samgat indah dan romantis.Itupun memberi manfaat tersendiri bagi remaja-remaja yang telah mempunya pasangan.Di sudut alun-alun  pada malam hari pasti ada sepasang sejolly yang sedang berpacaran.Selain Pohon kurma dan lampu juga ada banyak pedagang kaki lima yang juga mengeliling alun-alun.Mereka menjajakan makanan-makanan ringan hingga seperti masi pecel,bakmie,mie ayam dan masih banyak lagi.

[ Read More ]

Monumen PKI Madiun

Apabila Anda berkesempatan mengunjungi kota Gadis atau yang lebih di kenal dengan kota Madiun, tak ada salahnya jika anda mengarahkan kendaraan bermotor ke Monumen Kresek yang berlokasi sekitar 8 km dari kota Madiun. Tepatnya di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
 Lokasi ini merupakan saksi bisu didalam ganasnya para anggota PKI, dimana pada waktu itu para anggota TNI dan pamong desa dibantai dan disiksa dengan biadab oleh PKI pada tahun 1948. Kolonel Marhadi adalah prajurit TNI berpangkat tertinggi yang gugur dalam pertempuran desa Kresek, namanya lalu diabadikan menjadi salah satu nama jalan di kota Madiun dan didirikan pula patungnya di alun-alun kota Madiun sebagai bentuk penghormatan.
Monumen Kresek adalah monumen bersejarah yang merupakan peninggalan dan sebagai saksi atas terjdinya Peristiwa Madiun. Lokasi peninggalan sejarah dengan luas 2 hektar ini, berada 8 km ke arah timur dari kota Madiun dan terdiri dari monumen dan relief peninggalan sejarah tentang keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun. Dimana peristiwa terjadinya gerakan 30S-PKI di kota Madiun yang dipimpin oleh Musso, yang telah menewaskan ribuan orang tak berdosa khususnya tentara.karena tempatnya yang sejuk dan nyaman sering kali PEMKOT Madiun menggunakan Monumen ini untuk Jambore Tngkat Kabupaten Madiun dan juga untuk melestarikan alam, di sekitar lingkungan monumen pada tahun 2004 diadakan penanaman tanaman buah-buahan di bagian barat oleh peserta jambore yang diikuti seluruh SD,MI dan SMA Se Kabupatan Madiun.para penduduk dan tentara yang di bantai pada zaman dahulu binasukkan di lubang buaya.dahulu di dalam lubang buaya tersebut barah yang menggenang mencapai 1Cm.Supaya menjaga keaslian lubang buaya maka di buatlah relief yang menutupi bibir sumur.selain itu bi bagia lantai atas terdapat patung para pelajar dan sosok patung yang mencerminkan penindasan pada zaman dahulu.Di sekelilingnya terdapat relief-relief yang menceritakan kejadian masa lalu.Setiap liburan tiba banyak wisatawan-wisatawan yang datang kesana untuk berekreasi menikmati keindahan alam.Adapun fasilitas wisata yang ada di tempat ini, antara lain, pendopo tempat istirahat, taman tanaman langka dan dilengkapi pula areal parkir. Di lokasi ini juga terdapat warung-warung dan pendopo untuk beristirahat, toilet umum pun tersedia. Pada hari-hari biasa keadaan di monumen ini relatif sepi, sedangkan pada akhir minggu dipastikan ramai. Di dekat monumen ini juga terdapat prasasti batu yang mengukir nama-nama prajurit TNI dan pamong desa yang gugur dalam pertempuran melawan PKI di desa Kresek maupun karena dibantai oleh PKI .


[ Read More ]

Industri Di Kota Madiun




PT.Rejo Agung adalah salah satu perusahaan terbesar di Kota Madiun yang bergerak di bidang industri pertanian.Pabrik ini berdiri diatas lahan seluas 1 hektar.Selain itu PT yang dikelola setelah peninggalan penjajahan Belanda ini memiliki lahan pertanian tebu diberbagai Kecamatan Se Kabupaten Madiun.Dengan adanya PT.Rejo Agung di Madiun ini membuat kota Madiun sebagai salah satu kota yang memproduksi gula pasir.Didalam pemasarannya sendiri PT.Rejo Agung tidak hanya melayani satu kota saja melainkan di seluruh Jawa Timur.Bangunan yang sudah berdiri beratus-ratus tahun lalu ini memiliki banyak karyawan dan karyawati,ada yang sebagai operator mesin pemeras tebu,operator mesin perebusan sari tebu dan ada juga operator mesin pengemas gula pasir yang siap untuk dipasarkan.Semuanya dikerjakan dengan bantuan teknologi mesin yang canggih.Proses pembuatan gula pasir cukup panjang.mulai pencucian tebu,pemerasan.penyaringan,perebusan hingga pengkristalan dan siap di bungkus.Karena banyaknya lahan pertanian tebu yang tersebar di Madiun,jadi banyak pula truk-truk yang lalu lantang mengangkut tebu kedalam pabrik.Apabila disaat panen tiba,truk yang datang ke pabrik mencapai 30 hingga 40 per harinya.Di PT.Rejo Agung sendiri dalam pembuangan limbah tebu atau ampas tebu tergolong bagus dan tidak meresahkan warga setempat,karena limbah tebu tersebut di packing membentuk balok-balok dan akan dikirim untuk dijadikan kertas,
Pabrik particle board yaitu mengolah ampas tebu (bagasse) yang di suplay oleh PG Rejo Agung Baru menjadi particle board. Pabrik ini didirikan dengan kerjasama perusahaan swasta yang telah berpengalaman dalam memproduksi particle board berkualitas.selain itu juga sebagai pupuk organik mengolah blotong (limbah dari stasiun pemurnian) menjadi pupuk organik yang berguna untuk tanaman tebu. Pabrik ini berlokasi di dalam areal PG Krebet Baru maupun PG Rejo Agung Baru.
[ Read More ]
Minggu, 27 November 2011

Wisata Waduk Bening Kota Madiun

Terletak 40 km arah timur dari kota madiun, waduk ini seluas 860 km2, terletak di tengah-tengah hutan jati Saradan. Tempat ini memiliki scene yang sangat indah saat sun rise, dengan latar belakang waduk dan hutannya. Banyak sekolah-sekolah dari dalam maupun luar Madiun yang datang ke Waduk ini untuk berkemah karena tempatnya yang sejuk dan luas sehingga dapat dijadikan Bumi Perkemahan.Selain itu banyak juga wisatawan yang datang kesana untuk memancing karena biasanya daerah waduk itu banyak sekali ikan-ikannya mulai ikan mujair,gurameh,tombro,lele dan masih banyak lagi.Harga tiket disana sangat murah yaitu cuma Rp.3000,00 rupiah.Selain itu sebelum masuk ke Waduk di pinggir jalan banyak terdapat jejeran warung makan yang disitu makanannya sangat tradisional mulai nasi pecel,nasi campur ikan bakar dan masih banyak lagi.Dijamin para wisatawan yang berkunjung ke sana tidak akan kelaparan karena dekat warung makan yang harga makanannya cukup murah juga.
[ Read More ]

Desa Penghasil Makanan Khas Madiun

Desa Bancong adalah desa yang terletak di daerah kabupaten Madiun bagian utara,tepatnya adalah di kecamatan wonoasri.Penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai petani padi ini juga memproduksi makanan khas Madiun yaitu Brem (makanan yang terbuat dari sari tape ketan).Sebut saja Bapak Marjuli,dia adalah wirausahawan yang bergerak dalam bidang makanan.Setiap harinya Bapak Marjuli dapat menghabiskan 8 sampai 10 ember besar tape ketan putih.Tape ketan tersebut di peras dan diambil sarinya setelah itu di mixer dan dicampur dengan soda,setelah setengah jam baru adonan brem bisa di taruh ke cetakan yang panjangnya mencapai 7 meter.Setelah 5 jam adonan brem yang sudah mengeras dapat di potong dan di pasarkan.Madiun atau yang sering disebut dengan kota GADIS (Perdagangan dan Industri) tersebut sangat cocok untuk lahan perdagangan."Biasanya Produk Brem yang diberi cap Suling Gading ini mengalami peningkatan dalam penjualan disaat bulam ramadhan sampai lebaran tiba".tegas Bapak Marjuli.Di desa bancong banyak pembuat brem yang lain contohnya:Brem cap Padi,Brem cap Atika Sari dan sebagainya.Jalur pemasaran Bapak Marjuli adalah Ruko-ruko,pedagang eceran,pedagang kaki lima,Mall,Stasiun dan toko.Tak jarang para konsumen langsung mendatangi rumah Bapak Marjuli yang beralamatkan desa Bancong RT.07 Rw.01 guna melihat cara pembuatan brem secara langsung.Selain Brem di desa bancong juga ada makanan-makanan khas lainnya contohnya:Kue Satu,Keripik Tempe,tapi pemasarnnya yang paling populer dan diminati adalah brem.Sekarang dengan banyaknya persaingan dagang banyak para wirausahawan membuat modifikasi rasa brem.Seperti brem yang di buat oleh Bapak Sujoko.dia tak gentarnya memodifikasi rasa brem yang original dan berubah menjadi lima rasa yaitu rasa coklat,rasa durian,rasa strowbery,rasa jeruk dan rasa melon.Usaha yang dirintisnya mulai 10 tahun yang lalu ini mulai berkembang karena brem lima rasa tersebut banyak diminati oleh konsumen.
[ Read More ]
Sabtu, 26 November 2011

Sejarah Kota Madiun

Sejarah Kota Madiun Dipelajari dari sisa-sisa peninggalan sejarah, baik berupa barang-barang dan lembaga ataupun adat istiadat, maka terdapatnya desa-desa bekas perdikan (yang kini sudah dijadikan Desa biasa/Kelurahan), ternyata erat hubungannya dengan peristiwa-peristiwa kepahlawanan pada abad-abad ke XVII dan XVIII.
Pada Abad ke XVII Daerah Sawo (Ponorogo) bagian dari kekuasaan kerajaan Yogyakarta ( oleh Yogya dikenal sebagai kukuban ing sak wetane Gunung Lawu ) ada usaha untuk memisahkan diri (mbalelo) dari induknya ialah kerajaan Yogyakarta, kemudian oleh Sultan Yogyakarta pada waktu itu dikirmkan penumpas pemberontakan yang dipimpim oleh Ronggo. Setelah berhasil menumpas pemberontakan tersebut, maka untuk pusat pemerintahan pada saat itu dipilihlah "KUTO MIRING" terletak di Desa Demangan Kecamatan Taman Kotamadya Madiun, untuk didirikan Kabupaten setelah dirintis pembangunannya kemudian digeser ke utara lagi yaitu ditengah Kotamadya Madiun sekarang di Komplek Perumahan Dinas Bupati Madiun. Disinilah seterusnya Ronggo ke I s/d ke III menjalankan pemerintahan, sedangkan makamnya ada di Desa Taman (dulu Desa Perdikan). Jadi status Desa Perdikan Taman maupun Kuncen, sebagai wilayah Kerajaan Yogyakarta karena disitu disemayamkan pahlawan-pahlawan pada zaman lampau, sehingga kepada orang yang dipercaya menjaga/merawat makam tersebut diberikan hadiah sebagai sumber pencahariannya, satu wilayah Pedesaan serta hak untuk memungut hasilnya, bersifat Orfelijik (turun tumurun).
Pada Abad ke XVII di zaman peperangan Diponegoro, munculah salah seorang putera Ronggo (Rongggo ke II) yang dikenal dengan nama "Ali Basah Sentot Prawirodirdjo". Sebelum meletus perang Diponegoro, Madiun belum pernah dijamah oleh orang-orang Belanda atau Eropa yang lain sehingga, Pemerintah Hindia Belanda tidak mengenal apa arti politik dan sosial ekonomi yang terdapat di Madiun, tetapi setelah perang Diponegoro berakhir Madiun menjadi pertahanan terakhir pasukan Diponegoro mulai dikenal oleh orang-orang Belanda arti politik dan sosial ekonomi, banyak daerah pertanian diubah menjadi perkebunan.
Pada tanggal 1 Januari 1832 Madiun secara resmi dikuasai oleh Pemerintah Hindia belanda dan dibentuklah suatu Tata Pemerintahan yang berstatus "KARISIDENAN" Ibu Kota Karisidenan berlokasi di Desa Kartoharjo (tempat Patih Kartohardjo) yang berdekatan dengan Istana Kabupaten Madiun di Pangongangan. Sejak saat itu mulailah berdatangan bangsa Belanda atau Eropa yang lain berprofesi dalam bidang perkebunan tebu dengan Pabrik Gulanya seperti PG. Sentul (Kanigoro), PG. Pagotan (Uteran), PG. Rejoagung (Patihan) milik orang cina.
Kecuali itu muncul pula perkebunan teh di Jamus dan Dungus, Kopi di Kandangan, Tembakau di Pilangkenceng, semua warga negara eropha bermukim di tengah kota sekitar istana Residen Madiun, supaya tidak kena pengaruh orang Madiun yang pemeberani karena bekas kotanya merupakan tempat pusat pertahanan wilayah timur Mataram (Monconegoro Timur) yang anti belanda. Maka segresi sosial (pemisahan sosial) harus dilakukan. Dikandung maksud untuk membendung jangkuan pengaruh kaum pergerakan rakyat indonesia, maka perlu mengubah ketatanegaraan di Madiun yakni Kota yang berdiri sendiri dimana pemimpimnya tetap bangsa belanda, masyarakat sebagian besar orang asing. Dan lagi pula kerajaan belanda telah mengeluarkan Undang-undang yang mengatur daerah perkotaan yang disebut : Inlandsche Gemeente Ordonantie yang dikeluarkan pada tahun 1906 oleh Departemen Binnenlandsch Bestuur yang dalam hal itu oleh Menteri S. De Graaf.
Maka wilayah perkotaan Madiun dipisahkan dari Pemerintah Kabupaten Madiun menjadi Stadsgemeente Madiun atau Kota Praja Madiun atau Haminte Madiun. Kotapraja madiun berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 20 Juni 1918 dengan landasan Staatsblad Tahun 1918 Nomor 326, sehingga wilayah itu dikepalai oleh seorang Burgemeester yang pertama dijabat oleh Ir.M.K. Ingenlijf semula menjabat asisten residen Madiun (modalnya terdiri dari 12 pedesaan yakni Madiun Lor, Sukosari, Patihan, Oro Oro Ombo, Kartoharjo, Pangongangan, Kejuron, Klegen, Nambangan Lor, Nambangan Kidul, Pandean, Taman) yang administratif berstatus Desa Perdikan dibawah naungan keraton Yogyakarta yang kemudian diganti oleh De Maand hingga tahun 1927. Sedangkan lembaga dan jabatan Walikota Madiun baru diadakan 10 tahun kemudian dengan dikeluarkan staatsblad nomor 14 tahun 1928.
Pada Zaman Jepang daerah ini menjadi Madiun Shi yang diperintah oleh seorang Shi Tjo dan mempunyai wilayah 12 Desa, setelah Proklamasi Kemerdekaan, dengan berlakunya Undang-undang Nomor 22 tahun 1948, maka Madiun Shi diubah menjadi Kota Besar Madiun dengan wilayah 12 Desa dibawah perintah Walikota. Kemudian demi pemerataan wilayah berdasar UU Nomor 22 tahun 1948 maka menurut Surat Keputusan Nomor 16 Tahun 1950 Kotapraja Madiun diperjuangkan diperluas dengan mendapat tambahan dari Kabupaten Madiun yaitu 8 (delapan) Desa yakni Demangan, Josenan, Kuncen yang semula berstatus speerti Desa Perdikan Taman, Banjarejo, Mojorejo, Rejomulyo, Winongo dan Manguharjo. Kemudian dengan berlakunya Undang-undang Nomor 1 tahun 1957 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948, Kota Besar Madiun berubah menjadi Kotapraja Madiun dengan wilayah 12 desa dan diperintah oleh seorang Walikota, selanjutnya berdasar Undang-undang Nomor 24 Tahun 1958 diadakan perubahan batas-batas wilayah Kotapraja Madiun, kerena mendapat tambahan wilayah sebanyak 8 (delapan) buah desa dari Kabupaten Madiun, sehingga wilayah Kotapraja Madiun menjadi 20 desa. Pelaksanaan perubahan batas-batas ini diadakan pada hari Sabtu tanggal 21 Mei 1960 bertempat di Kabupaten Madiun oleh Walikota dan Bupati. Kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 sebagai pengganti Undang-undang Nomor 1 tahun 1957, Kotapraja Madiun diubah dengan Kotamadya Madiun dengan wilayah 20 desa dan diperintah oleh Walikota Kepala Daerah.
Selanjutnya dengan berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, sebagai pengganti UU Nomor 18 tahun 1965, maka Kotamadya Madiun berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun, dengan wilayah 20 desa dan istilah Walikota Kepala Daerah Kotamadya Madiun diubah menjadi Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Madiun. Dalam Tahun 1979 atas persetujuan DPRD Kotamadya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun, diusulkan pemekaran daerah Kotamadya menjadi 27 Desa/Kelurahan. Dimana terhitung mulai tanggal 18 April 1983 wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun yang semula terdiri dari 1 Kecamatan meliputi 20 Kelurahan dengan luas 22,95 KM2 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1982 dan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 135.1/1169/011/1983 tanggal 19 Januari 1983 bertambah menjadi 7 desa yang berasal dari Kabupaten Daerah Tingkat II Madiun yakni Desa Ngegong, Sogaten, Tawangrejo,Kelun, Pilangbango,Kanigoro dan Manisrejo), sehingga luas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Madiun menjadi 33,92 KM2 terdiri dari 3 Kecamatan dengan 20 Kelurahan dan 7 Desa dimana masing-masing kecamatan terdiri dari 9 Kelurahan/Desa.
[ Read More ]